Angka Impor Beras Menjadi 2 Juta Ton, Ini Penjelasan Menteri Perdagangan.....

banner 160x600

riaubertuah.id

JAKARTA, RIAUBERTUAH.ID - Pada tahun ini, pemerintah telah mengimpor 2 juta ton beras ke luar negeri, namun hal tersebut telas dijelaskan oleh Menteri Perdagangan Enggartisto Lukita . Hal ini sekaligus menjawab pertanyaan mengenai bertambahnya angka impor beras dari 1 juta ton menjadi 2 juta ton.

Seperti diketahui, pemerintah sebelumnya memutuskan untuk melakukan impor beras sebesar 1 juta melalui dua tahap yakni 500 ribu ton. Namun belakangan, tiba-tiba muncul angka 2 juta ton beras yang akan diimpor oleh pemerintah lewat Perum Bulog.

Menurut Enggar, keputusan impor 2 juta ton beras tersebut sejatinya sudah melalui mekanisme yang benar. Bahkan menurutnya, impor beras 2 juta ton tersebut sudah disetujui pada rapat koordinasi yang diselenggarakan di Kementerian Koordinator bidang Perekomian pada bulan April 2018 lalu.

"Jadi keputusannya itu sudah bulan April, rakor. Bukan saya yang mengimpor, tapi Bulog, rakor memutuskan untuk mengimpor," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (27/8/2018).

Enggar menambahkan, bertambahnya angka impor beras menjadi 2 juta ton juga dilakukan untuk memenuhi stok dan kebutuhan dalam negeri. Karena menurutnya, setelah pada tahun lalu kerja keras untuk menggelontorkan stok beras agar harga tidak naik, tentu saja stok beras pemerintah juga mulai menipis.

"Kenapa harus impor? Karena bicara suplai dan demand. Suplainya berkurang maka untuk mengisi itu juga kita lihat kecenderungannya harganya dan ketersediaannya stoknya berkurang. Maka kita isi," kata Enggar

Selain itu lanjut Enggar, impor sebesar 2 juta ton juga menurutnya terbilang jumlah yang cukup sedikit. Bahkan jika dibandingkan tahun tahun sebelumnya angka impor beras terus mengalami penurunan.

"Dan tolong diingat 2014 kita impor 2,5 juta ton, 2015-2016 kita impor 1,5 juta ton. Itu kan akumulasi sehingga persediaannya tetap berjalan. Kemudian kita impor 500 ribu ton, 500 ribu ton, dan 1 juta (jadi) 2 juta ton. Nah kita anggap cukup, dengan asumsi bahwa produksinya juga berjalan dengan baik," jelasnya.

Selain itu, tujuan utama melakukan impor adalah untuk menekan harga beras di pasaran. Karena menurutnya, tidak selamanya musim panen terjadi dan ada beberapa waktu yang mana harga beras naik karena kurangnya pasokan.

"Yang pasti adalah kalau ketersediaannya cukup dan harganya sesuai dengan HET dan sekarang kita sudah rakor memerintahkan kembali guyur pasar," jelasnya.

Enggar juga memastikan jika meningkatnya impor beras ini tidak ada kaitannya dengan urusan politik. Sebab menurutnya, impor beras dilakukan untuk menekan harga beras dan agar inflasi tidak tinggi.

"Lho kita bukan hanya semata-mata bicara pemilu, kita bicara inflasi, kita bicara harga yang naik kan tidak mungkin kita biarkan. Bulan apapun kita tidak mungkin biarkan karena kita akan tetap menjaga inflasi 3,5%," tegas Enggar.