Penyalainews, Bengkulu - Ketua Umum Golongan Karya Airlangga Hartarto menyambangi rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu, Sabtu (14/4). Di tempat itulah Sang Proklamator diasingkan oleh Belanda sejak 1938 hingga 1942.
Menurut Airlangga, rumah pengasingan Bung Karno itu merupakan salah satu saksi sejarah perjuangan Presiden Pertama RI saat masa-masa sulit untuk memperjuangkan kemerdekaan negeri ini.
"Selama empat tahun Bung Karno di sini menjadi momen yang sangat bersejarah, di mana kan pada waktu itu Bung Karno diasingkan tidak bisa berkumpul secara politik," ujar Airlangga usai melihat-lihat seluruh isi ruangan di rumah pengasingan itu.
Tak hanya itu, Airlangga mengatakan bahwa berkat Bung Karno, Bengkulu juga menjadi salah satu kota yang memiliki peranan penting dalam terbentuknya Indonesia. Di Bengkulu ini, Bung Karno digembleng dan bertemu dengan tokoh-tokoh nasional dari Muhammadiyah.
Salah satu tokoh Muhammadiyah Bengkulu yang kala itu dekat dengan Bung Karno adalah Hasan Din, tak lain adalah ayah dari Fatmawati, istri Soekarno.
"Kita lihat di sini Bung Karno, membuat perkumpulan seni dan namanya juga sudah global, Monte carlo. Dan di sini juga jadi pertemuan Bung Karno dengan tokoh-tokoh nasional dan tokoh-tokoh politik," ucapnya.
Airlangga menuturkan, pada masa pengasingan di Bengkulu, Bung Karno kerap menulis di majalah milik Muhammdiyah Pandji Islam. "Tak hanya itu, di rumah pengasingan ini juga, bisa kita lihat karya-karya beliau (Bung Karno) sebagai insinyur sipil, untuk membuat rumah maupun masjid," tutur Airlangga.***red/rfm
Merdeka.com