PEKANBARU, RIAUBERTUAH.ID - kebijakan lockdown salah satu cara pemutusan rantai penyebaran COVID 19 di Provinsi Riau, namun Selama Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) yang sudah dijalankan selama beberapa minggu ini khusus nya di kota pekanbaru masih dinilai cukup prihatin, kita ketahui bahwa dalam hal pemenuhan kebutuhan pokok pemerintah kota Provinsi Riau masih kewalahan.
Di provinsi riau sendiri masih ada Kabupaten yang tergolong rawan pangan, seperti Kabupaten Kepulauan Meranti. Meskipun di sana banyak menghasilkan sagu, namun sagu itu belum menjadi makanan pokok. Karena sampai sekarang ini makanan pokok itu indikatornya masih beras.
Abdul Muis S Ali, Kepala Bulog Riau—Kepri mengungkapkan saat ini stok beras di Riau sebanyak 13.000 ton dan akan ditambah 7.000 ton lagi sehingga totalnya menjadi 20.000 ton. Stok gula, daging beku, dan minyak goreng juga disebutnya masih cukup menjelang Lebaran nanti.
"Totalnya stok beras kita ada 20.000 ton. Lalu, gula ada 301 ton, daging beku 27.000 kilogram, dan minyak goreng 53.000 liter. Itu jumlah yang cukup untuk menghadapi bulan Ramadan dan Idul Fitri," kata Abdul.
Menurut Ketua BEM Faperta UIR (Rian Syaputra) Walaupun Kepala Bulog Riau-Kepri sudah memaparkan terkait stok beras dan juga bahan-bahan pokok di Provinsi Riau dinilai belum cukup. Karena selama pandemi COVID 19 ini kita sama-sama belum mengetahui kapan dapat berakhirnya, dapat kita lihat dari pertambahan pasien positif COVID 19 di beberapa kota dan kabupaten yang terus bertambah setiap harinya.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau menegaskan bahwa dalam hal pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat selama pandemi COVID 19 ini pemerintah harus melakukan beberapa hal diantaranya:
1. Meningkatkan produksi berbasis pertanian rakyat dan keberpihakan kepada petani kecil yang tersebar luar di beberapa kota dan kabupaten yang ada di Provinsi Riau.
2. Optimalisasi lahan di perkarangan rumah dengan tanaman pangan untuk kebutuhan rumah tangga. Atau masyarakat dapat memanfaatkan lahan sempit di pekarangan rumah dengan mengunakan sistem TOT (Tanpa Olah Tanah) yang dapat dilakukan dari rumah kerumah.
3. Memetakkan daerah rawan pangan dan alokasi kebutuhan pangannya secara tepat. Peran dari pemerintah di sini sangat dibutuhkan dalam memastikan alokasi kebutuhan pangan untuk sampai ke sasaran yang tepat selama pandemi COVID 19.
4. Yang tidak kalah pentingnya adalah memastikan bahwa petani kita sehat, sejahtera dan semangat agar tetap terus berproduksi dalam hal pemenuhan kebutuhan stok pangan.
Dari beberapa strategi di atas mungkin dapat menjadi pertimbangan pemerintah dalam memastikan kebutuhan pangan yang ada di Provinsi Riau secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat selama pandemi COVID 19 ini.