TEMBILAHAN, Riaubertuah.co.id - Sebanyak 9 tenaga kesehatan (nakes) Rumah Sakit (RS) Raja Musa Sungai Guntung, Kecamatan Kateman, Indragiri Hilir (Inhil), terpapar Covid-19.
Nakes yang terpapar Covid-19 tersebut diantaranya dokter, perawat, bidan, reka medik hingga petugas farmasi. Rumah sakit rujukan di Kecamatan Kateman ini, menghentikan sementara pelayanan rawat jalan dan rawat inap.
Management rumah sakit telah mengeluarkan surat pemberitahuan penghentian sementara pelayanan rawat jalan dan rawat inap terhitung 7 hari dan dimulai pada 25 hingga 31 Mei 2021.
Dengan penutupan rumah sakit ini, Camat Kateman, Kamren, mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan tetap fokus mematuhi protokol kesehatan (prokes) Covid-19 yang telah dianjurkan oleh pemerintah.
“Tanpa dukungan dari masyarakat bagaimana kita akan dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini, apa lagi saat ini sudah ada lagi varian baru dari Covid-19. Kita himbau masyarakat lebih peduli lagi terhadap kesehatan keluarga dan lingkungan sekitar,” kata Kamren, Minggu (23/5/2021).
Menurut Kamren, Keputusan ini diambil dan sudah dibicarakan dengan pihak terkait, antara lain, Dinas Kesehatan Inhil, Bupati dan Wakil Bupati Inhil selaku tim gugus tugas penanganan Covid-19.
“Bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan rawat jalan dan rawat inap, nantinya akan di rujuk ke rumah sakit terdekat atau ke RSUD Tembilahan,” terang Kamren.
Terpisah, Direktur RSUD Raja Musa dr. Rahmat Susanto menjelaskan, tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 di rumah sakit yang dipimpinnya sebanyak 9 orang, antara lain, dokter, perawat, bidan, reka medik hingga farmasi.
“Mereka diisolasi dan sebagian lagi isolasi mandiri. Meskipun pelayanan rawat jalan dan rawat inap ditutup sementara, sedangkan untuk Unit Gawat Darurat (UGD) tetap kami buka,” jelasnya.
Pasca penutupan rumah sakit dan terpaparnya tenaga kesehatan, menurut dr Rahmat, pihaknya akan mengotimalkan tracing kepada petugas yang kontak erat dengan pasien atau tenaga kesehatan positif Covid-19 untuk memutus penyebaran Covid-19.
“Kita akan langsung melakukan pemeriksaan rapid antigen. Staf yang masuk kantor juga akan dibatasi sebanyak 50 persen dari hari-hari biasanya sambil melakukan penyemprotan disinfektan dan sterilisasi ke semua ruangan,” tutupnya.
sumber : goriau.com